Jendrah Muda Penakluk Romawi

By | May 29, 2024

Bagi mereka para sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam jual beli dengan Allah adalah cara yang maksimal dan tidak setengah-setengah Adapun sahabat yang maksimal dalam berjuang, termasuk sahabat yang akan kita bahas ini Usamah bin Zaid dia adalah putra dari Zaid bin Haris Syah.

Adapun Zaid bin haritsah merupakan Sahabat Kesayangan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan anak angkat beliau, yang menyebabkan Zaid sempat dipanggil dengan nama Zaid bin Muhammad tetapi kemudian dihapus oleh hukum Islam di mana nama anak harus di nasabkan kepada orang tua kandungnya demikian sayangnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepadanya sehingga Usamah diberi gelar Al hibb w ibnil hibb (kesayangan dari anak kesayangan) dan jantung hati Rasulullah karena Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mencintainya sebagaimana mencintai cucunya Hasan bin Ali Bin Abi Thalib.

Usamah lahir pada tahun ke-7 sebelum hijrah di Mekah. Kondisi dakwah yang begitu sulit saat itu membuat Rasulullah biasa bersabar, ketika mendengar berita kelahiran Usamah sampai wajah beliau langsung berseri. Usamah tumbuh sebagai pribadi yang besar, cerdik dan pintar. Berani luar biasa dan bijaksana pandai meletakkan sesuatu pada tempatnya menjaga kehormatan dan senantiasa menjauhkan diri dari perbuatan tercela dan dikasihi banyak orang yang bertakwa.

Perjuangan Usamah dalam membela Islam tidak dapat diragukan lagi terbukti Usamah selalu berada di barisan ke depan dalam setiap perang melawan orang-orang kafir dan diantaranya perang-perang besar sebagai berikut:

Usamah dalam Perang Uhud

Waktu terjadi perang uhud Usamah bin Zaid datang ke hadapan Rasulullah beserta serombongan anak-anak sebayanya atau putra-putra para sahabat. Mereka ingin turut jihad fisabilillah Namun karena usianya yang terbilang masih sangat muda maka saat itu keinginan Usamah untuk berjihad ditolak oleh Rasulullah kemudian Usamah pulang dengan perasaan sedih dan nangis.

Usamah dalam peran Khandaq

Dalam perang khandaq usamah bin Zaid datang pula bersama kawan-kawan remaja dan Putra para sahabat. Utama Berdiri tegap di hadapan Rasulullah supaya kelihatan lebih tinggi, agar beliau memperkenankannya turut berperang Rasulullah kasihan melihat Usama yang keras hati ingin turut berperang. Karena itu, beliau mengizinkannya untuk pergi berperang menyandang perang pedang ketika itu dia baru berusia 15 tahun.

Utama dalam perang Hunain

Ketika perang Hunain tentara muslim terdesak sehingga barisannya menjadi kacau balau. Tetapi, Usamah bin Said tetap bertahan bersama-sama dengan Abbas (paman Rasulullah) Sofyan Bin Haris dan 6 orang lainnya dari para sahabat yang mulia dengan kelompok kecil ini, Rasulullah berhasil mengembalikan kekalahan para sahabatnya menjadi kemenangan.

Usamah dalam perang mu’tah

Dalam perang mu’tah Usamah berada di bawah pimpinan sang ayah tercinta. Bahkan Usama melihat sendiri kematian sang ayah dengan perang ini. Namun Usama tetap tidak gentar Ia tetap melanjutkan peperangan sehingga selesai peperangan ia kembali ke Madinah dengan menyerahkan kematian ayahnya kepada Allah jasad ayahnya ditinggalkan di bumi Syam dengan mengenang segala kebaikan Almarhum.

Jenderal termuda

Dengan semua kelebihan Usamah, Rasulullah menugaskannya sebagai Jenderal pasukan kaum muslimin yang akan berhadapan dengan pasukan Romawi riwayat menyatakan usia Usamah saat itu baru 17 tahun. Dalam pasukannya terdapat nama-nama para sahabat besar Abu Bakar As Siddiq Umar Bin Khattab, saat bin Abi waqqash udah bin jarah, dan para sahabat senior lainnya

Pengangkatan ini sempat menimbulkan desas-desus yang menyebabkan kegusaran Alaihi Wasallam beliau lalu pergi ke masjid Nabawi dan berkata “jika kalian mencemoohkan kepemimpinannya maka kalian dulu juga mencemooh kepemimpinan ayahnya.” Demi Allah, dia layak untuk jabatan Pimpinan dan dia adalah orang yang paling aku cintai sesudah ayahnya.

Perkataan Rasulullah terbukti di tengah Usamah Pasukan Islam mampu mengalahkan pasukan Romawi. Pasukan Usamah membawa Hasil yang gemilang melebihi perkiraan para sahabat. Sampai para sahabat berkata: belum pernah terjadi suatu pasukan bertempur kembali dari medan tempur dengan selamat dan Utuh tanpa korban satu pun. Setelah menjalani hidupnya bersama para sahabat Usamah wafat pada tahun 53 h / 673 m.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *